Assalamu'alaikum. Arin H. Widhi

Senin, 01 Desember 2014

Yogya; sebuah perjalanan spiritual, budaya, dan relaksasi diri (meditasi)


  
Gunung Kidul dalam sesi istirahat
-sudah lama sebenarnya saya ingin menulis hal ini, namun beberapa kali waktu datang dan menjemput saya, sehingga tak membiarkan saya untuk menyelesaikan postingan ini-oke anggaplah ini sebagai sebuah pembenaran belaka.

Foto 1
Di bulan September kemarin kami-aku, suamiku, temannya, dan juga kekasihnya, bersama-sama mengunjungi saudara jauh kami-tepatnya ayah angkat saya. Kami menginap di rumah beliau, sekalipun hanya tiga hari saja namun hal tersebut sudah membuat kami masing-masing mendapatkan kenangan yang tak terlupakan bersama.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      Foto 1 di ambil di sebuah pagi yang asri di rumah Abah Mentari Jiwa. Rumahnya selalu menjadi
favoriteku, selain di desain dengan unik dan penuh dengan kekayuan, bata, dan hal-hal unik yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Aku pernah berfikir rumah abah adalah sebuah miniatur dari laboratorium kehidupan. Di sana tak hanya ditemui tentang manuskrip atau buku-buku saja namun juga berbagai hal yang jauh dari 'umumnya'. Salah satunya adalah rumah tawon. Salah satu tawon yang jika menyengat dapat membuat korbannya bengkak atau bahkan bisa pingsan-aku tak tahu jenisnya, hidup di sana. Tak hanya satu atau dua sarang saja namun puluhan sarang tergantung di tiap sudut, membuat kita kadang kali harus waspada dan jangan sampai menganggu mereka atau kita yang menanggung siksanya. Dan hal yang membuat saya tercenggang adalah, mereka juga membuat sarang di lukisan. Abah rupanya lebih menghargai sebuah kehidupan ketimbang benda kesayangannya. Abah adalah seorang pelukis dan malang melintang di Yogya sejak tahun 90-an. Dan salah satu lukisannya di buat sarang oleh tawon namun ia merelakan saja.
        


foto 2
Foto 2 saya ambil ketika kami berniat pergi jalan-jalan ke Gunung Kidul. Kesan sana ketika ke sana adalah sebuah bukit yang sangat terjal dan jalanan yang berliku, sehingga rawan sekali terjadi kecelakaan. Cobalah sesekali pergi ke Gunung Kidul, maka kamu akan seolah memasuki masa yang tak tercatat dalam sejarah. Seolah kita melintasi waktu dan melihat peradaban kuno. Seperti ladang di perbukitan yang penuh batu dan memiliki pematang yang juga terbuat dari tumpukan batu, yang seolah menginga
Foto 3
tkanmu pada masa megalitikum. Bahkan diantara tumpukan batu itu terlihat kembali menyatu dan menimbulkan kesan betapa uzurnya mereka.                                                     


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar