Assalamu'alaikum. Arin H. Widhi

Sabtu, 11 Oktober 2014

Tentang Manusia Hewan (Siluman) Dan Pada Umumnya Berjenis Kelamin Laki-laki Dan Pernah Atau Memiliki Lebih Dari Satu Istri


Jika benar Nafsu yang telah dibawah kendali setan adalah musuh utama manusia, dan diturunkanlah agama (ketauhidan) kepada manusia agar mampu menjadikannya pemimpin, pengendali, gembala bagi nafsunya supaya ia bisa dibedakan dengan hewan. Jika benar begitu adanya maka tujuan utama dari agama adalah tentang cara mengendalikan nafsu. Orang yang mampu mengendalikan nafsunya dikatakan berhasil dalam agamanya. Orang yang berhasil dalam agama disebut juga hidup akalnya. Akal inilah yang membedakan manusia dengan hewan, tanpa akal yang mampu membedakan manusia sama dengan hewan. Tak lebih.
Lantas, Laki-laki dan wanita pada dasar memiliki kecenderungan nafsu dasar yang berbeda. Laki-laki
dengan nafsu kepada wanita dan wanita nafsu pada pengakuan laki-laki (atas kecantikannya).
Di zaman ini Kawin lagi adalah hal yang lumrah, nikah siri, nikah kontrak, istri muda, istri tua, istri simpanan dll, telah akrab ditelinga kita juga, seorang wanita membunuh suaminya lantaran cemburu, seorang suami memukuli istri pertamanya, seorang wanita membakar istri simpanan suaminya dll. Kriminalitas macam itu telah menjadi mata sisi lain dari poligami. Siapa yang salah?
Bukankah istri yg sholeha akan masuk surga jika mampu menerima ikhlas dipoligami tapi ia juga akan gila jika tidak mampu menerimanya ya paling tidak ganguan kejiwaan ringan stress sampai bipolar dan sejenisnya. Lalu anak akan juga mangalami penyakit jiwa yang diakibatkan keluarga semacam itu. Akan muncul anak-anak tanpa kasih sayang yang akhirnya terjerumus kedalam lembah hitam, narkoba, premanisme, pelacur dll-hanya salah satu contoh kecil realitas disekitar saya.
Ingat ini bukan dalam buku cerita dimana ada orang protagonis yang tidak akan pernah menjadi antagonis. Ini 'realita' dimana setiap manusia memiliki perasaan yang sama besar dan pentingnya. Lupakan utopia-utopia kisah-kisah teladan, karena tidak semua orang bisa menteladani sebuah kisah.
Di zaman ini urusan menikah lagi sebagian besar hanyalah kedok tuntunan Rasul belaka, sebagai topeng agar tidak disamakan dengan HEWAN, akibat tidak mampunya mengendalikan nafsu. Misalnya saja menikah lagi dengan mengancam istri agar setuju, memukulinya , alasan istri tidak cantik lagi, tidak menarik atau menikah sembunyi-sembunyi. Inilah modus menghalalkan nafsu agar sesuai syariat.
Saya tidak sepenuhnya tidak mendukung poligami, karena setiap orang punya berbagai masalah yang pelik. Misalnya saja menikah kembali karena ingin memiliki keturunan, istri terjangkit penyakit kelamin mematikan, istri terlalu sibuk bekerja sehingga kecapekan dan tidak mau melakukan hubungan suami istri (perlu diketahui jika seorang laki-laki yang telah pernah melakukan hubungan suami istri kemudian lama atau tidak melakukan hubungan suami istri hal tersebut bisa memndatangkan penyakit saluran kelakiannya) dll, poligami boleh saja dilakukan asal telah memenuhi syarat dan rukunnya, terutama IZIN dari istri pertama. Tanpa IZIN pernikahan kedua sama dengan zinah.
Kebenaran tidak akan pernah menyakiti siapapun, jika yang kau lakukan itu benar tapi menyakiti orang lain kupikir kau sedang dalam halusinasi merasa-rasa benar. Dan kebenaran tidak akan pernah membawa keburukan atau celaka untuk diri sendiri maupun orang disekelilingmu.
*Akibat melihat orang-orang ditelevisi, anggota dewan, orang kaya, dan orang dengan ego kejantanan yang berlebihan*
*Para anggota pemimpin yang tidak bisa memimpin dirinya sendiri(contohnya main perempuan mulu kayak cucu mantan presiden paling terhormat, bagaimana bisa memimpin negara*
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar