Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diciptakan
Tuhan dengan akal. Dimana dengan akal (ratio) itu manusia dapat
mempertimbangkan mana yang baik dan buruk, hal itulah yang membedakan manusia dengan hewan. Kalau
ada manusia yang masih tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk, apa
bedanya dia dengan hewan? Sedangkan berfikir adalah kegiatan jiwa atau mental
yang mana terjadinya proses menghubungkan sesuatu dengan pengetahuan-pengetahuan
kita. Berfikir sebenarnya merupakan proses
dialektis yang artinya saat kita
berfikir akan timbul pertanyaan dan jawaban-jawaban di dalam alam pikiran kita
sendiri itu. Kegiatan berfikir ini bisa diwujudkan melalui gerak atau bahasa,
namun yang pasti kegiatan berfikir ini kita lakukan untuk menentukan suatu
pilihan baik materi maupun secara idea.
Dalam proses berfikir ini dipengaruhi kecerdasan atau
intelegensi inilah yang membuat pikiran satu individu dengan individu yang lain
berbeda. Menurut W. Stern, intelegensi adalah suatu daya jiwa untuk dapat
menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat didalam situasi yang baru.
Namun kecerdasan dan intelegensi seseorang bukanlah
hasil dari pendidikan akademis semata. Kecerdasan akademis tidaklah membuat
seseorang secara otomatis juga memiliki kecerdasan atau intelegensi.
Intelegensi atau kecerdasan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan-pengetahuan
yang dia miliki. Semakin banyak intelegensinya maka semakin cerdaslah dia.
Kecerdasan atau tingkat intelegensi tertinggi hanya
dapat diperoleh jika kecerdasan IQ, EQ dan SQ telah dikembangkan secara
optimal. Kecerdasan IQ atau kecerdasan intelektual adalah ukuran kemampuan
intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otak
untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Kecerdasan ini
memanglah sangat diperlukan dalam wilayah akademis dan ilmiah. Bidang dan
profesi yang sangat memerlukan kecerdasan ini antara lain ilmuwan, dosen, ahli
kimia dll.
Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan seseorang
untuk mengerti dan mengenali perasaan sendiri dan oranglain. Kemampuan
memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengolah emosi dengan baikpada diri
sendiri dan oranglain. Kemampuan ini dimiliki dan diperlukan dalam bidang dan
profesi seperti motivator, konserling dll.
Sedangkan kecerdasan spiritual atau SQ adalah
kemampuan seseorang untuk mengerti dan mengkaji serta memaknai apa yang
dihadapi dalam kehidupan, sehingga seseorang akan memiliki kefleksibelitas
dalam menghadapi persoalan dimasyarakat. Kecerdasan ini juga mampu memahami dan
memaknai gejala-gejala dunia idea atau rohani. Kecerdasan ini dimiliki oleh
filsuf, biksu dan syekh sedangkan segala aspek kehidupan membutuhkan kecerdasan
ini sebagai petunjuk dalam mengambil sebuah keputusan di kehidupan.
Akan salah besar jika hanya salah satu atau dua saja
yang dikembangkan atau diolah sebab akan terjadi ketimpangan balance dan
keselarsan dalam diri manusia tersebut. Maka harusnya mengolah ketiganya agar
kemampuan manusia menjadi unggul, dimana akan mampu dalam menghadapai apapun
yang terjadi pada kehidupannya.
Efek dari intelegensi atau kecerdasan seseorang hanya
dapat dirasakan oleh orang tersebut. Orang yang memiliki kecerdasan atau
intelegensi inilah yang mampu hidup bahagia dunia akhiratnya. Hidupnya akan
mudah karena dia menguasai semua pengetahuan dan dapat menyelesaikan setiap
masalah yang datang pada hidupnya. Dan pengalamanlah yang akan membuat
seseorang matang kecerdasan atau intelegensinya.
Benarkah kemampuan manusia itu terbatas?
Benarkan kecerdasan itu terbatas? Banyak ungkapan dan
perkataan-perkataan disekitar kita yang mengungkapkan bahwa kemampuan seseorang
untuk memahami itu terbatas. Kehidupan ini adalah misteri, ketika seseorang
mencoba mengungkapkan kenyataan di balik misteri tersebut namun tidak berhasil
lantas ia beranggapan bahwa pemikiran manusia tidak dapat menjangkaunya.
Pada kenyataannya memang banyak yang seperti itu.
Benarkan kemampuan berfikir manusia itu terbatas? Apa yang membatasi itu?
Pertanyaan terakhirlah yang lebih tepat. Seperti yang sudah diungkapkan diatas,
bahwa pikiran manusia itu berkaitan dengan intelegensi atau kecerdasan yang
berbeda antara satu orang dnegan orang yang lain. Bukan kemampuannya yang
berbeda tapi tingkat intelegensi atau tingkat pengetahuannya. Seseorang yang
berpengetahuan luas pastilah orang yang kecerdasan begitupun sebaliknya.
Jadi yang terbatas itu bukan kemampuan berfikir
manusia tapi pengetahuan manusia itu sendiri.
Apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan intelegensi
atau kecerdasan itu?
Intelegensi sangat berkaitan erat dengan pengetahuan,
jadi yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan. Bisa dilakukan dengan membaca, mempelajari
alam, merenungkan dan bertanya pada diri sendiri.
Bertanya kepada diri sendiri adalah cara yang paling
efektif untuk meningkatkan kemampuan tapi juga merupakan hal riskan. Biasanya
orang akan memilih berhenti berfikir dengan alasan bahwa pikiran itu terlalu
rumit dan tak terpecahkan. Padahal dengan sedikit usaha mencari tahu kita akan
dapat menemukan jawaban sekaligus meningkatkan kecerdasan. Selain itu menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari diri sendiri itu adalah sebuah proses manusia untuk
memahami kehidupan; menemukan makna jati dirinya dan kehidupan.
Namun memang, tidaklah mudah. Jika mudah mana mungkin
orang yang mampu melewati itu menjadis eseorang yang unggul dan teristimewa.
Jika semua orang bisa hal itu tak mungkin ada harganya.
A.W