Assalamu'alaikum. Arin H. Widhi

Kamis, 17 April 2014

Mengenal Kecerdasan Manusia dan Pengembangannya

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diciptakan Tuhan dengan akal. Dimana dengan akal (ratio) itu manusia dapat mempertimbangkan mana yang baik dan buruk, hal itulah  yang membedakan manusia dengan hewan. Kalau ada manusia yang masih tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk, apa bedanya dia dengan hewan? Sedangkan berfikir adalah kegiatan jiwa atau mental yang mana terjadinya proses menghubungkan sesuatu dengan pengetahuan-pengetahuan kita. Berfikir sebenarnya merupakan proses
dialektis yang artinya saat kita berfikir akan timbul pertanyaan dan jawaban-jawaban di dalam alam pikiran kita sendiri itu. Kegiatan berfikir ini bisa diwujudkan melalui gerak atau bahasa, namun yang pasti kegiatan berfikir ini kita lakukan untuk menentukan suatu pilihan baik materi maupun secara idea.
Dalam proses berfikir ini dipengaruhi kecerdasan atau intelegensi inilah yang membuat pikiran satu individu dengan individu yang lain berbeda. Menurut W. Stern, intelegensi adalah suatu daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat didalam situasi yang baru.
Namun kecerdasan dan intelegensi seseorang bukanlah hasil dari pendidikan akademis semata. Kecerdasan akademis tidaklah membuat seseorang secara otomatis juga memiliki kecerdasan atau intelegensi. Intelegensi atau kecerdasan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan-pengetahuan yang dia miliki. Semakin banyak intelegensinya maka semakin cerdaslah dia.
Kecerdasan atau tingkat intelegensi tertinggi hanya dapat diperoleh jika kecerdasan IQ, EQ dan SQ telah dikembangkan secara optimal. Kecerdasan IQ atau kecerdasan intelektual adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Kecerdasan ini memanglah sangat diperlukan dalam wilayah akademis dan ilmiah. Bidang dan profesi yang sangat memerlukan kecerdasan ini antara lain ilmuwan, dosen, ahli kimia dll.
Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan mengenali perasaan sendiri dan oranglain. Kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengolah emosi dengan baikpada diri sendiri dan oranglain. Kemampuan ini dimiliki dan diperlukan dalam bidang dan profesi seperti motivator, konserling dll.
Sedangkan kecerdasan spiritual atau SQ adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan mengkaji serta memaknai apa yang dihadapi dalam kehidupan, sehingga seseorang akan memiliki kefleksibelitas dalam menghadapi persoalan dimasyarakat. Kecerdasan ini juga mampu memahami dan memaknai gejala-gejala dunia idea atau rohani. Kecerdasan ini dimiliki oleh filsuf, biksu dan syekh sedangkan segala aspek kehidupan membutuhkan kecerdasan ini sebagai petunjuk dalam mengambil sebuah keputusan di kehidupan.
Akan salah besar jika hanya salah satu atau dua saja yang dikembangkan atau diolah sebab akan terjadi ketimpangan balance dan keselarsan dalam diri manusia tersebut. Maka harusnya mengolah ketiganya agar kemampuan manusia menjadi unggul, dimana akan mampu dalam menghadapai apapun yang terjadi pada kehidupannya.
Efek dari intelegensi atau kecerdasan seseorang hanya dapat dirasakan oleh orang tersebut. Orang yang memiliki kecerdasan atau intelegensi inilah yang mampu hidup bahagia dunia akhiratnya. Hidupnya akan mudah karena dia menguasai semua pengetahuan dan dapat menyelesaikan setiap masalah yang datang pada hidupnya. Dan pengalamanlah yang akan membuat seseorang matang kecerdasan atau intelegensinya.

Benarkah kemampuan manusia itu terbatas?
Benarkan kecerdasan itu terbatas? Banyak ungkapan dan perkataan-perkataan disekitar kita yang mengungkapkan bahwa kemampuan seseorang untuk memahami itu terbatas. Kehidupan ini adalah misteri, ketika seseorang mencoba mengungkapkan kenyataan di balik misteri tersebut namun tidak berhasil lantas ia beranggapan bahwa pemikiran manusia tidak dapat menjangkaunya.
Pada kenyataannya memang banyak yang seperti itu. Benarkan kemampuan berfikir manusia itu terbatas? Apa yang membatasi itu? Pertanyaan terakhirlah yang lebih tepat. Seperti yang sudah diungkapkan diatas, bahwa pikiran manusia itu berkaitan dengan intelegensi atau kecerdasan yang berbeda antara satu orang dnegan orang yang lain. Bukan kemampuannya yang berbeda tapi tingkat intelegensi atau tingkat pengetahuannya. Seseorang yang berpengetahuan luas pastilah orang yang kecerdasan begitupun sebaliknya.
Jadi yang terbatas itu bukan kemampuan berfikir manusia tapi pengetahuan manusia itu sendiri.

Apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan intelegensi atau kecerdasan itu?
Intelegensi sangat berkaitan erat dengan pengetahuan, jadi yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan.  Bisa dilakukan dengan membaca, mempelajari alam, merenungkan dan bertanya pada diri sendiri.
Bertanya kepada diri sendiri adalah cara yang paling efektif untuk meningkatkan kemampuan tapi juga merupakan hal riskan. Biasanya orang akan memilih berhenti berfikir dengan alasan bahwa pikiran itu terlalu rumit dan tak terpecahkan. Padahal dengan sedikit usaha mencari tahu kita akan dapat menemukan jawaban sekaligus meningkatkan kecerdasan. Selain itu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari diri sendiri itu adalah sebuah proses manusia untuk memahami kehidupan; menemukan makna jati dirinya dan kehidupan.
Namun memang, tidaklah mudah. Jika mudah mana mungkin orang yang mampu melewati itu menjadis eseorang yang unggul dan teristimewa. Jika semua orang bisa hal itu tak mungkin ada harganya.


A.W
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar