Assalamu'alaikum. Arin H. Widhi

Senin, 14 April 2014

Sastra

·         Pengertian Sastra

Sastra (sas.tra) menurut kamus besar bahasa Indonesia,
sastra didefinisikan sebagai [n] (1) Bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari); (2) Kesusastraan; (3) Kitab suci Hindu; kitab ilmu pengetahuan; (4) Kitab; pustaka; primbon (berisi ramalan, hitungan, dsb; (5) tulisan; huruf.


Menurut arti asal bahasanya sendiri, kata sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta (शास्त्र shastra atau śāstra ) yang memiliki arti teks yang mengandung instruksi/pedoman. Kata dasarnya sendiri yaitu ‘sas’ berarti intruksi/ajaran sedangan kata ‘tra’ berarti alat atau sarana. Di Indonesia kata ini digunakan untuk
merujuk pada ‘kesusastraan’ atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau makna dan keindahan tertentu.
Namun secara global sastra diartikan sebagai seni bahasa, ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Ekspresi pikiran dalam bahasa. Inspirasi kehidupan yang dimateraikan dalam sebuah bentuk keindahan . semua buku yang memuat perasaan kemanusiaan yang benar dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian keluasan pandangan dan bentuk yang mempesona. (Sumarjo dan Sumaini)
Sedang menurut penulis sendiri sastra adalah hasil dari kegiatan seni yang berupa ungkapan pengalaman baik itu berupa peristiwa, pikiran, ide dll, yang mana mengunakan bahasa (bahasa literasi) sebagai medianya. Bisa berbentuk tertulis (puisi, Prosa dan drama) maupun secara lisan/oral (mitos, legenda, mantra, doa dll).

Sastra menurut para ahli

Mursal Esten (1978:9)
Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai menifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat), dengan bahasa sebagai medium dan memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

Semi (1988:8)
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil perkerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, mengunakan bahasa sebagai mediumnya.

Panuti Sudjiman (1983:68)
Sastra adalah karya lisan atau tulis yang memiliki berbagai cirri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan, dalam isi dan ungkapannya.

Ahmad Badrun (1983:16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mengunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alat yang bersifat imajinatif.

Eagleton (1988:4)
Sastra adalah karya tulis yang halus (belle letters), merupakan karya yang mencatatkan bentuk bahasa harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, diperpanjang tipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.

Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan oleh karena itu, nilai sastra rendah atau jauh dari dunia ide.

Aristoteles
Sastra adalah kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.

Robert Scholes (1992:1)
Tentu saja, sastra adalah kata, bukan sebuah benda.

Sapardi (1979:1)
Sastra adalah lembaga social yang mengunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan social. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.

Taum (1997:13)
Sastra adalah karya cipta/fiksi yang bersifat imajinatif/sastra adalah pengunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain.
·         Permasalahan Definisi sastra
Definisi-definisi sastra yang muncul tidak selalu memuaskan, demikian pengakuan ahli sastra Jan Van Lexemburg, Mieke Bal, Willem G.Weststeijn (1986). Pada kenyataannya definisi sastra baik dari para ahli sastra maupun sastrawan kurang memuaskan hal ini dikarenakan;
Satu, orang sering mendefinisikan sastra sangat komprehensif, dimana ingin mencakup semua aspek dalam satu definisi saja. Tentunya harus dibedakan antara definisi secara deskriptif dan secara evaluatif tentang sastra, sebab kedua macam definisi tersebut memiliki keterbatasan masing-masing. Definisi deskriptif merupakan definisi yang hanya akan menjawab pertanyaan seputar apa itu sastra, sedangkan definisi evaluatif hanya akan menilai suatu karya bisa dikategorikan sastra atau bukan sastra.
Dua, ada beberapa orang yang mendefinisikan sastra secara onologis, yang kemudian dari definisi-definisi tersebut memunculkan sebuah hakikat sastra yang sering kali melupakan bahwa sastra dapat didefinisikan dalam situasi para penikmat atau pembaca sastra tersebut serta penilaian seseorang tentang standar nilai sastra atau bukan sastra itu terkadang berbeda. Hal ini dikarenakan sastra adalah seni bukan ilmu pasti.
Tiga, pengunaan bahan pembanding yang terkadang melupakan unsur kekhasan dalam karya sastra itu sendiri. Dan ada pula yang mengunakan pembanding dari periode sebelumnya, yang mana melupakan sastra itu dalam periode tertentu.
Empat, pemakaian definisi yang hanya mengacu pada satu jenis sastra saja sehingga tidak bisa digunakan untuk mendefinidikan karya sastra yang lainnya. Seperti halnya definisi puisi tentu akan sulit digunakan untuk definisi prosa atau drama.
Lima, tak jarang juga definisi yang tidak hanya berusaha mendefinisikan karyanya saja tapi juga berusaha menilai hal yang tidak konkrit dalam karya sastra tersebut, seperti perasaan spontanitas yang mana bagaimana cara menilainya.
Enam, batasan sastra bersifat nature.

Batasan unsur isi sastra
·         Pengalaman baik berupa pikiran, pengalaman, ide, semangat, keyakinan dan kepercayaan
·         Ekpresi/ungkapan
·         Bentuk
·         Bahasa

Syarat-syarat disebut sastra
·         Keutuhan atau unity
·         Keselarasan atau harmoni-antar unsur yang dibangun tidak saling bertentangan atau menjatuhkan
·         Keseimbangan atau balance
·         Fokus atau pusat penekanan suatu unsur atau disebut juga Rightemphesys




A.W
dari berbagai sumber
foto : Danielbeazley.com
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar