Assalamu'alaikum. Arin H. Widhi

Rabu, 05 November 2014

Pengambaran Wanita Yang media Berikan


Cantik, putih, mulus, langsing, menonjolkan sikap Media Dalam Membentuk Pengambaran Wanitantuk tubuh, dan lain sebagainya adalah gambaran tentang wanita yang setiap hari disuguhkan kepada kita baik melalui berbagai media. Terkadang media juga mengambarkan perempuan baik identik dengan teraniaya kadang juga digambarkan sebagai sosok yang rapuh, mudah dibodohi, teraniaya, dan seolah akan mendapat keajaiban jika bersikap seperti itu sedangkan perempuan modern digambarkan dengan berprilaku egois, semaunya, pemberontak, seks bebas, menyukai kekerasan dll.
Tak jarang pula perempuan alim dipersempit dengan pengambaran sebagai wanita berjilbab yang rela diinjak-injak suaminya yang konon katanya demi mendapatkan surga. Jadi tak salah jika 'surga ikut, neraka turut'. Padahal wanita memiliki hak untuk menasehati dan mengingatkan perbuatan suaminya yang salah sehingga dapat menghindari hukum 'surga ikut, neraka turut'.
Kembali kepada pokok masalah tentang pengambaran media. Banyak perempuan mengira bahwa mereka
sedang membentuk identitas diri padahal mereka hanya mengikuti identitas yang disodorkan kepada mereka oleh media. Sehingga mengakibatkan banyaknya perempuan hanya peduli pada penampilan dan lelaki (cinta). Lantas menjadi kambing hitam dalam berbagai permasalahan pelanggaran norma seperti hamil diluar nikah, aborsi, dan bunuh diri, atau penyakit kejiwaan seperti Skizofernia yang mana lebih banyak menyerang perempuan.
”Orang-orang yang matang (dewasa, bijak) . . . telah terlatih daya pemahamannya untuk membedakan apa yang benar maupun yang salah.” Alkitab-Ibrani 5:14.
Wanita adalah bukan hanya mesin penghasil keturunan tapi juga calon guru bagi generasi selanjutnya, jika moral guru, prilaku guru tidak benar maka bisa jadi muridnya akan sama sekali tak mengenal kebenaran itu sendiri. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari, tampaklah semacam itu.
Gambaran-gambaran media hanyalah sebuah usaha yang menguntungkan satu pihak saja yaitu pebisnis. Jika wanita mengilai suatu produk kecantikan, produsen kosmetiklah yang menuai untung yang besar sedangkan perempuan yang terjebak di dalamnya belum tentu bisa cantik sesuai keinginannya. Namun yang lebih parah dari itu dia akan semakin terjebak dalam kepercayaan pada putaran-putaran kebohongan media.
”Wanita sejati tahu siapa dirinya, dan ia nyaman dengan dirinya sendiri. Ia membawakan diri sebagai wanita yang bermartabat."
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.’” (Q.s. an-Nur: 31)
Wanita yang terbaik adalah wanita yang bisa menyadari tentang Iman, insan, dan ihsan.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar