Assalamu'alaikum. Arin H. Widhi

Minggu, 31 Agustus 2014

Catatan Kehidupan: Tentang Perjalanan Kesadaran Manusia Menjadi Manusia Sejati

Manusia dan alam adalah dua hal yang saling berkaitan, dan tak terlepaskan satu sama lain. Manusia dan alam menjadi elemen penting dalam terciptanya semesta yang harmoni.

Alam menjadi suatu hal yang paling sering di teliti dan dipelajari oleh para filsuf pada zaman dahulu sebelum munculnya Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Lalu setelah kemunculan tokoh-tokoh itu manusia menjadi
objek utama penelitian. Keingintahuan akan siapa manusia itu menjadikan para peneliti mengakui bahwa manusia memiliki nilai luhur yang melebihi makhluk yang ada di dunia.

Namun sejak perang dunia II yang mencabik dan meruntuhkan kepercayaan manusia tentang keluhurannya diatas segala yang ada di dunia. Lalu setelah itu munculah kesadaran untuk mulai memahami manusia dengan memecah menjadi berbagai sisi, mengkategorikan, dan menjelaskannya. Diproses ini terkadang muncul berbagai opsi-opsi pilihan yang membawa pada tujuan yang bermacam-macam. Bermunculannya berbagai pandangan-pandangan mulai dari yang bersifat tradisional dan kaku sampai yang modern dan liar.

Kurang lebih proses perjalanan kesadaran manusia (individu) pun tak jauh berbeda dengan perjalanan ilmu pengetahuan secara global dewasa ini.

Perjalanan kesadaran manusia selalu diawali dengan rasa ingin tahu mengenal sesuatu. Pada kebanyakan orang akan diawali dengan rasa ingin tahu akan dirinya sendiri, pencarian jati diri. Ia akan mencari tentang dirinya sendiri dengan mengamati sekitarnya. Bagaimana manusia memaknai alam sekitarnya ia seperti memberi makna pada dirinya sendiri. Semakin ia belajar dorongan ia mengenal alam sekitarnya semakin kuat. Ia belajar mengenal hal yang paling dekat dengannya, ya keyakinan atau agama. Mulai ia mengkaji segala aspek didalam agamanya, disamping itu mulai ia mengenal dirinya. Memperhatikan lingkungan sekitarnya, tak jarang di tahap ini orang mulai mempersalahkan perbedaan, ia mulai meninggikan pengetahuan yang ia yakini. Ia yang baru mengenal akan menyalahkan yang berbeda dengannya, itu adalah hal yang lumrah, tapi kelumrahan itu akan berubah jika ia mengunakan egonya, nafsunya dalam bentuk pemaksaan dan kekerasan ketika terjadi perbedaan pendapat dengan oranglain. Dan tak jarang pula di fase ini orang mulai membuat kepercayaan baru, seperti atheis dan memilih berpaling dari Tuhan. Kebanyakan orang akan puas di fase ini, puas dengan keyakinannya.

Setelah fase itu, manusia yang mempelajari tentang manusia akan mulai belajar tentang toleransi sesamanya dan mengenal dunia tak hanya terlihat dari sudut panca indera semata. Ia mulai mencari titik keheningan dalam dirinya. Dia mulai mempertanyakan menjadi manusia sejati.

Menjadi manusia sejati adalah tujuan belajar dari semua manusia. Lalu apa itu manusia sejati? tentu menjadi manusia sejati haruslah mengerti dan memahami tentang  manusia itu sendiri. Apa itu manusia, untuk apa ada manusia, dari mana manusia dllnya.

Dan setiap jawaban yang mengarah kepada kebenaran tentulah akan mencakup maha kebenaran itu sendiri. Tuhan.



"Apapun Ajarannya, tata cara hidupnya, bukankah tujuannya sama, tentang jalan terbaik menjalani kehidupan. Kecuali jika ajaran dan jalan itu mengedepankan ego manusia semata."

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar