Assalamu'alaikum. Arin H. Widhi

Sabtu, 10 Mei 2014

Penyelamat


"Hhhuffh." wanita bersyal itu menghembuskan nafas panjang sebelum menekan bel pintu di salah satu rumah mewah di daerah Whitechapel. Daerah yang hampir tiga bulan ini dihantui oleh teror mencekam seorang pembunuh berdarah dingin. Bahkan jalanan yang ramai dan megah itu ketika menyentuh malam akan menjadi senyap dan menakutkan siapa saja.

"Nona Mary, silakan masuk!" seseorang pria membuka pintu dan mempersilahkan Mary dengan sopan. "Tuan muda Cross akan segera turun. saya akan memanggilkan. Anda silakan menunggu."

"Baik Abr." Mary tetap berdiri ditempatnya.

"Hai Mary." Cross calon tunangan Mary yang kaya dan tampanturun dari tangga, tapi bukan itu yang membuat Mary mencintai Mr.Cross, lebih tepatnya karena Pria itulah yang menyelamatkan nyawa Mary dari pembunuh berantai yang berkeliaran di Whitechapel, East London, UK beberapa bulan yang lalu.

"Apa aku menganggumu Gideon?"

"Tentu tidak Mary."

"Antarkan aku beli gaun untuk bertemu dengan orang tuamu nanti."

"Ya tentu saja Mary sayang." Gideon mengiyakan.
000
Malam itu mereka berjalan berdampingan selepas membeli gaun Mary.

Tiba-tiba Gideon tersadar. "Mary kita kemalaman." Gideon merasa ketakutan. Lututnya gemetar dan ia panik namun hal itu tidak terjadi pada Mary. Dia tenang -tenang saja. “Kau tidak takut Mary?”

"Tentu tidak Gideon, bagaimana mungkin aku takut. Ada kau disisiku." Katanya.

"Mary aku..." dia tidak melanjutkan kata-katanya tapi langsung menyeret Mary dengan kasar.

“Ada apa Gideon?” Gideon tidak menghiraukan Mary, dia terus saja menyeret wanita muda itu.

Tak jauh dari rumah Mary berdirilah sebuah katerdal tua yang tak terpakai lagi dengan lorong gelap yang panjang dan dibuka untuk jalanan umum. Waktu siang memang ramai namun malam begini sepi tanpa suara.

"Kita harus cepat sampai dirumah Mar." Kata Gideon ketika Mary hendak memberontak.

BRRRRRuuukkkkk

Sebongkah balok kayu tiba-tiba menghantam tubuh Gideon, membuat pria itu mengerang dan memaki diiringi pekikan keterkejutan Mary. Sesosok gelap muncul itu dari keremangan.

Hantaman balok masih terus mendera tubuh Gideon berulang kali, membuat laki-laki itu kini kian tak berdaya.

"Cross..." samar-samar ia melihat Gideon dipukuli. "Crooosss..." Gideon tidak bergerak lagi.

Seketika melihat calon tunangannya tergeletak Mary berlari menyelamatkan diri. Namun sosok gelap itu mengejarnya dan berhasil membekuknya.

"Akan kulakukan dengan cepat sebelum ada yang datang menganggu kesenangan kita, korban ke 25ku.....Kau tidak akan bisa lolos lagi hahahhahha…"

Sebelum orang itu bisa menyentuh Mary seseorang telah menghantam sosok gelap itu hingga tersungkur. Pria asing yang secara muncul tiba-tiba itu dengan heroiknya menjatuhkan sosok gelap hingga ia tak bisa bangun lagi.

"Siapa kau?" Tanya Mary.
"Tunggu disini, akan kuhancurkan dia untukmu." Pria itu bergegas berdiri, dengan garang menatap sosok yang kini siap berkelahi lagi dengannya.

Mereka terlibat perkelahian sengit. Hingga pada titik klimaknya pria itu mencengkram sang sosok gelap, mengangkatnya kemudian memutarnya. Dan kemudian pria itu melemparkan sosok gelap itu ketanah.

Perlahan-lahan seperti bara api muncul dari tubuh sosok gelap itu dan selanjutnya ia menguap bagai asap. 

Tak lama kemudian orang-orang datang. Mereka histeris ketika melihat sosok hitam itu menjadi abu tak tersentuh.

"Siapa kau?" tanya Mary ketika dalam bopongannya. Selangkah demi selangkah pria itu membawa Mary melintas kerumunan yang saling bertanya-tanya.

"Kau terluka parah. kita obati dulu."

"Siapa kau?" Tanya Mary dengan kesal.

Matanya berbinar ketika memandang Mary. "Akulah yang waktu malam itu menyelamatkanmu. Aku, bukan dia." Pandangannya mengisyaratkan pada pria terluka yang sedang meregang nyawa.

"Kau..”
000

*Cerpen tahun 2013.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar