Assalamu'alaikum. Arin H. Widhi

Minggu, 11 Mei 2014

Tes DNA


Siang itu, tiga Polisi dengan mobil bersirenenya berhenti disebuah rumah duka. Duka atas meninggalnya anak perempuan ketiga dari rumah itu. Yang ditemukan oleh warga mengapung busuk disebuah danau dengan celana yang melorot sampai lutut.
Sebelum meninggalnya gadis itu, beberapa orang melihat
sang gadis sedang bertemu dengan teman laki-lakinya. Dan menurut kabar lagi laki-laki itu kini juga raib entah kemana.
Ibunya yang baru pulang dari Malaysia masih berduka dengan mata sembab. Ibu itu mempersilakan polisi masuk. Ini kunjungan kepolisian yang kedua kerumah mereka. Polisi-polisi itu masih menyelidiki kematian putrinya dan mungkin mereka kembali kesini untuk investigasi.
Polisi bertubuh paling besar mengabarkan. “Kami telah menemukan pelakunya” Rupanya mereka bertiga datang bukan untuk memberi kabar melainkan memberitahu tentang pelakunya.
“Siapa yang membunuh Ayu?” Tanya si ibu dengan tidak sabar.
“Siapa lagi Bu kalau bukan Antoni. Setelah membunuh Ayu dia bunuh diri.” Si bapak menyahut.
“Antoni semalam telah ditemukan gantung diri. Tapi kami belum menyebarkan kemanapun informasi itu” Kata seorang polisi.
Seketika semua disana membeku.
“Dan kami datang kesini untuk menangkap anda, Pak Bunya. Atas tuduhan pembunuhan terhadap Antoni, pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Ayu.”
“B…bagaimana mungkin?” Pak Bunya tersentak. “Tidak mungkin aku membunuh apalagi memperkosa anakku sendiri” Belanya. “Anda harus ikut kami!”
“Tidak!”
Ibu Ayu menanggis semakin histeris.
“Pak Bunya kami menemukan janin dalam perut Ayu yang disinyalir sebagai anak anda”
“Tidak! Itu tidak mungkin. Itu anak Antoni.”

“Kami telah melakukan tes DNA antara janin itu dengan Antoni dan hasilnya negative.” Mereka meringkus pria itu.
000
*Cerpen tertanda januari 2014
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar